Selasa, 09 April 2013

SALBUTAMOL

SALBUTAMOL
image

2-tert-butylamino-1-4(hydroxy-3-hydroxymethylphenyl) ethanol

Sintesis salbutamol pertama telah dilaporkan pada tahun 1966. Salbutamol (Albuterol = 2-tert-butylamino-1-4(hydroxy-3-hydroxymethylphenyl) ethanol. Pada dasarnya berbeda dengan semua senyawa simpatomitetik yang lain yang gugus hidroksilnya pada C3 dari cincin aromatic digantikan oleh gugus hidroksimetil.
Salbutamol adalah β2-adrenergik simpatomimetik amin dengan aksi farmakologi yang mirip dengan terbutalin. Salbutamol tidak memiliki efek β1-adrenoreseptor pada jantung. Senyawa ini menunjukkan efek bronkolitik, mencegah atau mengurangi bronkospasme, menurunkan resistensi saluran napas dan meningkatkan kapasitas vital paru paru. Salbutamol digunakan secara luas pada kasus asma bronchial dan gangguan lain saluran pernapasan yang diakibatkan olek keadaan spasme dari bronki. Sinonim dari salbutamol adalah albuterol, aloprol, ventolin, volma, salbuvent dll.

LANGKAH-LANGKAH SINTESIS
1. Sintesis dari subtituen Asetofenon
Salbutamol dapat dibuat dari 4-hydroxyacetophenone (I), klormetilasi dari senyawa ini menghasilkan 4-hydroxy-3-hydroxymethylacetophenone (II). Asilasi dari (II) dengan anhidrida asetat/asam asetat/natrium asetat membentuk derivat diasetil (III) yang kemudian dibrominasi membentuk bromoacetophenone (IV). Selanjutnya, bromoecetophenon direaksikan dengan N-benzyl-N-tert-butylamin menghasilkan derivat asetophenon (V). Gugus asetilnya kemudian dihidrolisis dengan HCl menghasilkan produk (VI), mengalami reduksi dengan sodium borohydride untuk mengubah gugus keto menjadi gugus hidroksil, menghasilkan produk (VII). Kemudian dihidrogenasi menggunakan katalisator palladium untuk melepaskan benzyl-protecting group membentuk salbutamol (VIII).

salbutamol1


2. Sintesis dari metil ester salisilat
Cara ini sedikit berbeda dari cara pertama, dan dimulai dari pembentukan 4-hidroksi-3-asetoksibromoasetofenon (III) dengan cara asilasi dari metil ester salisilat (I) menggunkan bromoasetilklorida (II). Senyawa ini lalu bereaksi dengan N-benzil-tert-butylamin dan membentuk senyawa produk (IV), lalu dihidrolisis sempurna dengan litium aluminium hidrida menjadi salbutamol tersubtitusi N-Benzil (V). Gugus benzyl kemudian digantikan dengan hidrogen menggunakan katalisator palladium menghasilkan salbutamol (VI).
salbutamol2


3. Reaksi Friedel-Crafts
Reaksi Friedel and Crafts menggunakan formaldehid dalam HCl mengawali pembentukan 3’-chloromethyl 4’-hydroxyacetophenon dalam jumlah 85%. Asetilasi pada fenol dan gugus chloromethyl akan terbentuk dengan menggunakan pelarut campuran asetat anhidrida, natrium asetat dan asam asetat. Tahap selanjutnya adalah reaksi bromine dalam chloroform membentuk α-bromoketon melalui tautomerisasi enol. Reduksi yang selektif dari keton oleh natrium borohidrida dan diikuti dengan siklisasi mengawali pembentukan epoksida. Pada akhirnya, pembukaan nukleofilik dari cincin epoksida melalui ikatan amin primer akan membentuk fungsi amino alcohol dan deproteksi dari gugus hidroksi akan menyempurnakan senyawa target.
salbutamol3


4. Sintesis dari Norephinephrin
Salbutamol dikembangkan dengan cara modifikasi norephinephrin, suatu neurotransmitter alami. Modifikasi ini diawali dengan subtitusi ion hydrogen pada gugus amin dengan isopropyl membentuk senyawa isoproterenol (isoprenalin), yang meningkatkan efek stimulasi β-adrenoreseptor. Mekanisme selanjutnya adalah subtitusi gugus isopropyl dengan gugus t-butyl.
salbutamol4

5. Sintesis dari Adrenalin
Dengan penambahan gugus metil pada ujung molekulnya, maka diperoleh senyawa isoproterenol dan tahap selanjutnya adalah subtitusi gugus isopropyl dengan t-butil membentuk salbutamol.
salbutamol5

Daftar Pustaka
  1. R.S. Vardanyan and V.J. Hruby,. 2006. Synthetic of Essential Drugs”, Elseiver
  2. Lednicer, Daniel.,1980.”Organic Chemistry of Drug Synthesis Volume 2” John Wiley & Son
  3. S. Ya. Skachilova, E. F. Zueva,I. D. Muravskaya, L. V. Goncharenko,and L. D. Smirnov. Methods for Preparation of Salbutamol (Reveiew).

Selasa, 02 April 2013

EKSTASI (MDMA)

Sebenernya apa sih MDMA itu?
yang secara kimia mirip dengan stimulan metamfetamin dan halusinogen mescaline. Ekstasi adalah obat ilegal yang bertindak baik sebagai stimulan dan psychedelic, menghasilkan efek energi, serta distorsi dalam waktu dan persepsi dan kenikmatan ditingkatkan dari pengalaman taktil. Hal ini umum dikenal sebagai ekstasi.
Ekstasi diberikannya efek utama di otak pada neuron yang menggunakan bahan kimia serotonin untuk berkomunikasi dengan neuron lainnya. Sistem serotonin berperan penting dalam mengatur suasana hati, agresi, aktivitas seksual, tidur, dan kepekaan terhadap rasa sakit.

Strukturnya MDMA:








Struktur MDMA 3D model:

 Efek MDMA!

MDMA merangsang pelepasan serotonin neurotransmitter dari neuron otak, menghasilkan tinggi yang berlangsung dari beberapa menit sampai satu jam. Efek bermanfaat obat bervariasi dengan individu mengkonsumsinya, dosis dan kemurnian, dan lingkungan di mana ia digunakan. MDMA dapat menghasilkan efek stimulan seperti meningkatkan rasa senang dan rasa percaya diri dan energi meningkat. Efek psikedelik meliputi perasaan kedamaian, penerimaan dan empati.
Erowid menyediakan table yang mengorganisir timeline dari “MDMA experience”:


Duration
Total Duration 3-5jam
Onset 20-90 menit
Come up (muncul) 5-20 menit
Plateau (puncak) 2-3 jam
Menurun 1-2 jam
Setelah efek 2-24 jam
hangover 2-72+ jam
Drug, 2012, MDMA, http://www.drugs-forum.com/forum/showwiki.php?title=MDMA, diakses tanggal 23 Maret 2012

Bagaimana MDMA disalahgunakan?
MDMA biasanya sebagai kapsul atau tablet. Pada awalnya populer di kalangan remaja kulit putih dan dewasa muda di klub malam atau di akhir pekan selama pesta dansa yang dikenal sebagai rave. Baru-baru ini, profil dari pengguna MDMA telah berubah, sekarang mempengaruhi lebih luas kelompok etnis. MDMA juga populer di kalangan pria gay, menurut laporan, MDMA digunakan sebagai bagian dari pengalaman mengkonsumsi banyak obat yang termasuk ganja, kokain, methamphetamine, ketamin, sildenafil (Viagra), dan zat legal dan ilegal lainnya.

Bagaimana caranya MDMA Mempengaruhi Otak?
MDMA diberikannya efek utama di otak pada neuron yang menggunakan bahan kimia (atau neurotransmitter) serotonin untuk berkomunikasi dengan neuron lainnya. Sistem serotonin berperan penting dalam mengatur suasana hati, agresi, aktivitas seksual, tidur, dan kepekaan terhadap rasa sakit. MDMA mengikat transporter serotonin, yang bertanggung jawab untuk mengeluarkan serotonin dari sinaps (atau ruang antara neuron yang berdekatan) untuk menghentikan sinyal antara neuron, sehingga MDMA meningkatkan dan memperpanjang sinyal serotonin. MDMA juga memasuki neuron serotonergik melalui transporter (karena MDMA menyerupai serotonin dalam struktur kimia) dimana hal itu menyebabkan pelepasan serotonin yang berlebihan dari neuron.MDMA memiliki efek yang serupa pada neurotransmitter lain, epinephrine, yang dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. MDMA juga melepaskan dopamin, tetapi dalam tingkat yang jauh lebih rendah.
MDMA dapat menghasilkan kebingungan, depresi, masalah tidur, keinginan obat, dan kecemasan yang parah. Masalah ini dapat terjadi segera setelah mengonsumsi obat atau, kadang-kadang, bahkan berhari-hari atau minggu setelah minum MDMA. Selain itu, pengguna kronis MDMA melakukan lebih buruk daripada yang bukan pengguna pada beberapa jenis tugas kognitif atau memori, meskipun beberapa efek mungkin karena penggunaan obat lain dalam kombinasi dengan MDMA. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa MDMA bisa berbahaya bagi otak, studi pada primata (bukan manusia,mungkin yang dimaksud kera) menunjukkan bahwa paparan MDMA hanya 4 hari menyebabkan kerusakan terminal saraf serotonin yang masih jelas 6 sampai 7 tahun kemudian [1]. Meskipun neurotoksisitas serupa belum menunjukkan secara definitif pada manusia, penelitian pada hewan menunjukkan MDMA bersifat merusak dan menunjukkan bahwa MDMA bukan obat yang aman untuk dikonsumsi manusia.


Addictive Potensi / biasanya disebut potensi kecanduan dapat terjadi pada sebagian orang.

Sebuah survei terhadap orang dewasa muda dan remaja pengguna MDMA ditemukan bahwa 43 persen dari mereka yang melaporkan penggunaan ekstasi itu terbukti menggunakan meskipun pengetahuan tentang bahaya fisik atau psikologis, penarikan efek, dan toleransi (atau respon berkurang). Hasil ini konsisten dengan yang dari penelitian serupa di negara lain yang menunjukkan tingginya tingkat ketergantungan MDMA antara users. Respon lain terkait gejala pemakaian MDMA termasuk kelelahan, kehilangan nafsu makan, depresi perasaan, dan kesulitan berkonsentrasi.

Apa Efek Merugikan Lainnya MDMA bagi Kesehatan?
MDMA juga dapat membahayakan kesehatan secara keseluruhan dan, jarang pula yang  mematikan. MDMA dapat memiliki banyak efek fisik yang sama sebagai stimulan lainnya, seperti kokain dan amfetamin. Ini termasuk peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, terutama untuk orang dengan masalah peredaran darah atau penyakit jantung, gejala lain seperti ketegangan otot, gigi secara tak sadar merapat, mual, penglihatan kabur, pingsan, menggigil dan atau berkeringat.
Dalam dosis tinggi, MDMA dapat mengganggu tubuh, kemampuan untuk mengatur suhu. Pada saat yang tak terduga (biasanya jarang), hal ini dapat menyebabkan peningkatan tajam suhu tubuh (hipertermia), yang dapat mengakibatkan kerusakan hati, gagal ginjal, kerusakan sistem kardiovaskular, atau kematian. MDMA dapat mengganggu metabolisme sendiri (gangguan dalam tubuh) sehingga tingkat yang berpotensi membahayakan dapat dicapai dengan administrasi MDMA berulang dalam jangka waktu yang singkat. Obat lain yang secara kimiawi mirip dengan MDMA, seperti MDA (methylenedioxyamphetamine, obat induk dari MDMA) dan PMA (paramethoxyamphetamine, terkait dengan kematian di Amerika Serikat dan Australia), kadang-kadang dijual sebagai ekstasi. Obat ini neurotoksik atau membuat risiko kesehatan kepada pengguna. Selain itu, tablet ekstasi dapat mengandung zat lain, seperti efedrin (stimulan); dekstrometorfan (DXM, penekan batuk); ketamin (anestesi digunakan terutama oleh dokter hewan); kafein, kokain, dan methamphetamine.  Meskipun kombinasi MDMA dengan satu atau lebih obat ini mungkin berbahaya, pengguna yang juga menggabungkan dengan zat tambahan seperti ganja dan alkohol bisa berisiko lebih tinggi untuk efek kesehatan yang merugikan.
Tetapi apakah dengan dosis kecil dapat menghindari efek yang terburuk? Tidak mengenal jumlah aman dalam mengkonsumsi MDMA, itu semua tergantung dari lama penggunaan obat tersebut dan penggunaan obat tersebut harus dimonitor. Alberta, 2012, MDMA FAQs, http://www.albertahealthservices.ca/Padis/hi-padis-mdma-faqs.pdf, diakses tanggal 23 Maret 2012.

Pilihan pengobatan apa yang ada?
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyalahguaan MDMA dan kecanduan. Perlakuan yang paling efektif untuk penyalahgunaan narkoba dan kecanduan pada umumnya prilaku kognitif-intervensi (rehabilitasi) untuk membantu pasien berpikir ke depan, berharapan untuk lebih baik, mencegah perilaku yang berkaitan dengan penggunaan obat dan meningkatkan ketrampilan dalam menghadapi stress kehidupan. Saat ini tidak ada pengobatan farmakologi untuk kecanduan MDMA

sabu - sabu (methamphetamine)

Definisi
Sabu-sabu nama aslinya methamphetamine .rumus kimia C6H5CH2CH(NH2)CH3   Berbentuk kristal seperti gula atau bumbu penyedap masakan. Jenisnya antara lain yaitu gold river, coconut dan kristal. Sekarang ada yang berbentuk tablet.Obat ini dapat di temukan dalam bentuk kristal dan obat ini tidak mempunyai warna maupaun bau, maka ia di sebut dengan kata lain yaitu Ice. Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf. Pemakai shabu-shabu akan selalu bergantung pada obat bius itu dan akan terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau bahkan kematian.Shabu-shabu juga di kenal dengan julukan lain seperti : Glass, Quartz, Hirropon, Ice Cream. Dikonsumsi dengan cara membakarnya di
atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang terhirup.


 

BAGAIMANA KERJANYA & APA EFEKNYA…….?
 
Secara farmakologi, amfetamin dan turunannya bekerja dengan meningkatkan aktivitas neurotransmiter norepinefrin dan dopamin dengan cara memblokade re-uptake-nya di ujung saraf. Dua neurotransmiter ini bekerja pada sistem saraf simpatis meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan denyut jantung, meningkatkan pernafasan dan lain-lain.
Apa EFEK Bahayanya…???
Amphetamine menghasilkan perasaan bahagia dan bertenaga yang semu, sehingga pemakai cenderung akan memaksakan dirinya untuk melakukan sesuatu dengan lebih cepat dan lebih jauh dari yang seharusnya. Jadi para pemakai dapat merasakan “crash” yang parah atau kehancuran secara fisik dan mental setelah efek obat memudar.
Efek Langsung  :
  • Nafsu makan berkurang
  • Kecepatan pernafasan dan denyut jantung meningkat
  • Pupil mata membesar
  • Energi dan kepercayaan diri meningkat secara tidak normal
  • Susah tidur
  • Hiperaktif dan banyak bicara
  • Mudah tersinggung, marah, dan agresif
Efek Jangka Panjang :
  • Kekurangan gizi, kehilangan berat badan
  • Kerusakan jaringan dalam hidung, bila dihirup dan masalah pernapasan bila dihisap seperti rokok
  • Kerusakan permanen pada pembuluh darah dari jantung dan otak, tekanan darah tinggi, berakibat serangan jantung, stroke dan kematian
  • Ketergantungan psikologis yang besar, gangguan jiwa, depresi
  • Disorientasi, apatis, kebingungan dan kelelahan
Amphetamin memberi banyak efek buruk untuk merusak fisik dan psikis kita.
Bagaimana shabu mempengaruhi seseorang?
1. Rush -> reaksi pertama yang dirasakan pengguna bila menghisap shabu. Selama berlangsungnya rush mereka mengalami detak jantung yang cepat dan melonjaknya metabolisme, tekanan darah dan denyut nadi. Hal ini dapat berlangsung sampai 30 menit.
2. High -> Rush akan diikuti dengan “high”, Saat itulah mereka merasa lebih cerdik dan senang berdebat, sering memotong kalimat orang lain dan menyelesaikan kalimat mereka. Dampak khayalan sering terjadi pada proses ini. High bisa berlangsung selama 4-16 jam.
3. Binge -> Binge adalah penggunaan yang tak terkendalikan. Hal ini disebabkan adanya
dorongan untuk selalu high. Binge ini bisa selama 3-15 hari. Saat itulah penyalahguna menjadi hiperaktif secara mental dan fisik.
4. Tweaking -> suatu keadaan yang terjadi di akhir dari binge, saat amfetamin tidak memberikan rush atau high lagi. Karena tak bisa mengatasi kesenduan yang luar biasa yang ditimbulkan oleh perasaan kosong dan kebutuhan yang besar, pemakai akan kekehilangan perasaan akan identitas diri. Tak bisa tidur selama beberapa hari, menyebabkan pengguna sering mengalami
gangguan jiwa, dia berada di dunianya sendiri, melihat dan mendengar sesuatu yang tidak
dialami oleh orang lain. Halusinasinya sangat hidup sehingga dirasakan nyata dan hubungannya dengan kenyataan terputus, dia bersikap bermusuhan dan berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Kemungkinan untuk melakukan mutilasi diri sangat besar.
5. Crash -> Bagi penyalahguna tingkat binge, crash terjadi pada saat tubuh pingsan, tidak bisa mengatasi efek yang sedang berlangsung dalam tubuh sehingga akan tertidur untuk jangka waktu lama. Penyalahguna yang paling kejam atau paling brutal sekalipun akan menjadi sangat tak berdaya, dan tidak merupakan ancaman bagi orang lain. Crash ini bisa
berlangsung selama satu sampai dengan tiga hari.
6. Hangover Sabu -> Setelah crash, pengguna kembali berada dalam kondisi yang memburuk, kelaparan, dehidrasi, dan sangat lelah secara fisik, mental dan perasaan. Tahap ini biasanya berlangsung antara 2 dan14 hari. Keadaan ini menguatkan perilaku adiksi, karena nampaknya
menggunakan Sabu dapat mengatasi permasalahan.
7. Gejala putus zat -> Acap kali 30 sampai 90 hari sesudah penggunaan terakhir penyalahguna baru sadar bahwa dia mengalami gejala putus zat. Pertama, dia sangat depresif, kehilangan tenaga dan kemampuan untuk merasakan kesenangan. Lalu datang rasa rindu pada lebih banyak shabu, dan pengguna acapkali cenderung melakukan bunuh diri.
“Shabu memang merupakan Strategi Halusinasi yang sangat Buruk karena memulai dengan shabu = memulai sebuah kehancuran”
 
Banyak obat-obatan yang termasuk dalam golongan narkotika dan psikotropika, obat-obat tersebut memiliki efek yang terkadang memang diperlukan dalam pengobatan medis. Namun penggunaan obat-obat tersebut harus dibatasi dan berdasarkan resep dokter. Kenyataan yang terjadi menunjukkan bahwa narkotika dan psikotropika sering disalahgunakan.

Struktur kimia 
 Struktur kimia sabu-sabu (methamphetamine)  sebagai berikut:











Sumber :
 shabu-shabu merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan. Sabu-sabu juga bisa berupa hasil sintesa dari Amphetamine. Sabu-sabu dapat dibuat dengan cara Kondensasi Phenylacetone dan Methylamine atau Hidrogenisasi Ephedrine atau Pseudoephedrine.

Cara mengidentifikasi :
1. Penambahan Pereaksi Marquis (formaldehid + H2SO4 pekat) : Berwarna merah kemudian coklat dan lama-lama menjadi hijau zaitun